Masyarakat Keluhkan Pembelajaran Daring

pawartos.com, Juwana – Masyarakat terutama orang tua murid/wali mengeluhkan penerapan kegiatan belajar mengajar secara daring. Apalagi bagi mereka yang dengan kondisi ekonomi pas-pasan dan belum memiliki telepon pintar yang terkoneksi ke jaringan internet.
Kebijakan pembelajaran bagi peserta didik secara daring kini mengundang keluhan dari orang tua murid/wali terutama yang berpenghasilan rendah. Pembelajaran daring justru membebani ekonomi dari kalangan keluarga kurang mampu.
Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Muhammad Zen mengaku, pihaknya sering mendapat aduan masyarakat terkait penerapan kegiatan belajar mengajar (KBM) daring yang dinilai kurang ramah dan membebani orang tua murid/wali, seperti di MI Al Fattah Juwana. Untuk itu, dia meminta pemerintah mengevaluasi penerapan sistem pembelajaran tersebut. “Makanya konsep KBM menyesuaikan seperti yang menjadi saran pemerintah. Tapi harus ada jaminan bahwa pelayanan pendidikan karena itu hak, wajib. Pemerintah tidak boleh menghalangi soal itu. Soal cara, saya kira kombinasi dari dan tatap muka. Tidak mungkin daring terus dan sejumlah daerah sudah menyiapkan itu,” ujarnya.
Sepanjang masih memperhatikan protokol kesehatan covid19, kata anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah Muhammad Zen, dengan model pembelajaran secara bergilir dan durasi belajar yang dibatasi, tidak ada masalah.
Ketua Pengembangan Budaya dan Karakter MI Al Fattah Juwana Irham Shodiq berharap pemerintah memberikan solusi terbaik terkait sistem pembelajaran di tengah pandemi. Pihaknya juga siap melakukan pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat sekaligus untuk pembentukan karakter peserta didik. “Oleh karena itu pemerintah mengawal bagaimana lembaga-lembaga pendidikan menyelenggara pembelajaran tatap muka untuk menjalankan protokol kesehatan dengan ketat semisal di kelas hanya ada lima sampai tujuh siswa lengkap dengan thermogun, hand sanitizer, tempat cuci tangan serta pengawalan terhadap anak-anak tidak boleh pulang kalau tidak di antar atau dijemput orang tuanya,” tutur Irham Shodiq.
Penerapan pembelajaran secara daring bagi anak-anak usia dini, kata Ketua Pengembangan Budaya dan Karakter MI Al Fattah Juwana Irham Shodiq mengatakan juga berdampak buruk terhadap pertumbuhan karakter anak karena penggunaan telepon pintar bagi anak berpotensi informasi umum yang diserap, terlebih tanpa pengawasan orang tua atau wali murid.(pawartoss,red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!