# DiRumah Aja!
Virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 membuat banyak orang harus belajar, bekerja, dan beraktivitas dari rumah. Namun, mengikuti tagar #dirumahaja bukan alasan untuk menjadi tidak aktif dan tidak berolahraga. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO), merekomendasikan untuk tetap aktif dan berolahraga selama berada di rumah, misalnya dengan jalan cepat sekeliling rumah, naik turun tangga, senam aerobik lewat internet, lompat tali, serta melakukan squat, lunges dan push up. Sebab, gaya hidup kurang gerak yang cenderung terjadi saat social distancing dan work from home (WFH), dapat menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus. Sebaliknya, latihan fisik berintensitas sedang dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh dan mengurangi risiko terjadi infeksi. Baca juga: Belajar dari BJ Habibie, Ini Jenis Olahraga untuk Usia Senja Akan tetapi, harus diketahui bahwa kata kunci di sini adalah “sedang”. Latihan fisik intensitas tinggi dengan volume yang tinggi justru dapat menurunkan sistem imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko infeksi. Lalu, bagaimana kita bisa mengetahui apakah olahraga yang dilakukan sudah cukup dan tidak berlebihan? Sebab, olahraga yang ringan bagi orang yang sudah terlatih, seperti jogging, mungkin terlalu berat untuk orang yang tidak pernah berolahraga. Denyut jantung sebagai patokan Dokter Michael Triangto, SpKO, yang membagikan rekomendasi PDSKO ini menjelaskan bagaimana kita bisa menilai apakah olahraga yang kita lakukan berlebihan atau tidak. Patokannya bisa secara subjektif atau objektif.